TOKOH-TOKOH YANG BERPENGARUH DALAM
PERKEMBANGAN ATOM
1. Niels Bohr
(1885-1962)
Teori struktur atom mempunyai seorang
bapak. Dia itu Niels Henrik David Bohr yang lahir tahun 1885 di Kopenhagen. Di
tahun 1911 dia raih gelar doktor fisika dari Universitas Copenhagen. Tak lama
sesudah itu dia pergi ke Cambridge, Inggris. Di situ dia belajar di bawah
asuhan J.J. Thompson, ilmuwan kenamaan yang menemukan elektron. Hanya dalam
beberapa bulan sesudah itu Bohr pindah lagi ke Manchester, belajar pada Ernest
Rutherford yang beberapa tahun sebelumnya menemukan nucleus (bagian inti) atom.
Adalah Rutherford ini yang menegaskan (berbeda dengan pendapat-pendapat
sebelumnya) bahwa atom umumnya kosong, dengan bagian pokok yang berat pada
tengahnya dan elektron di bagian luarnya. Tak lama sesudah itu Bohr segera
mengembangkan teorinya sendiri yang baru serta radikal tentang struktur atom.
Kertas kerja Bohr yang bagaikan membuai
sejarah "On the Constitution of Atoms and Molecules," diterbitkan
dalam Philosophical Magazine tahun 1933.
Teori Bohr memperkenalkan atom sebagai
sejenis miniatur planit mengitari matahari, dengan elektron-elektron
mengelilingi orbitnya sekitar bagian pokok, tetapi dengan perbedaan yang sangat
penting: bilamana hukum-hukum fisika klasik mengatakan tentang perputaran orbit
dalam segala ukuran, Bohr membuktikan bahwa elektron-elektron dalam sebuah atom
hanya dapat berputar dalam orbitnya dalam ukuran spesifik tertentu. Atau dalam
kalimat rumusan lain: elektron-elektron yang mengitari bagian pokok berada pada
tingkat energi (kulit) tertentu tanpa menyerap atau memancarkan energi.
Elektron dapat berpindah dari lapisan dalam ke lapisan luar jika menyerap
energi. Sebaliknya, elektron akan berpindah dari lapisan luar ke lapisan lebih
dalam dengan memancarkan energi.
Teori Bohr memperkenalkan perbedaan
radikal dengan gagasan teori klasik fisika. Beberapa ilmuwan yang penuh
imajinasi (seperti Einstein) segera bergegas memuji kertas kerja Bohr sebagai
suatu "masterpiece," suatu kerja besar; meski begitu, banyak ilmuwan
lainnya pada mulanya menganggap sepi kebenaran teori baru ini. Percobaan yang
paling kritis adalah kemampuan teori Bohr menjelaskan spektrum dari hydrogen
atom. Telah lama diketahui bahwa gas hydrogen jika dipanaskan pada tingkat
kepanasan tinggi, akan mengeluarkan cahaya. Tetapi, cahaya ini tidaklah
mencakup semua warna, tetapi hanya cahaya dari sesuatu frekuensi tertentu.
Nilai terbesar dari teori Bohr tentang atom adalah berangkat dari hipotesa
sederhana tetapi sanggup menjelaskan dengan ketetapan yang mengagumkan tentang
gelombang panjang yang persis dari semua garis spektral (warna) yang
dikeluarkan oleh hidrogen. Lebih jauh dari itu, teori Bohr memperkirakan adanya
garis spektral tambahan, tidak terlihat pada saat sebelumnya, tetapi kemudian
dipastikan oleh para pencoba. Sebagai tambahan, teori Bohr tentang struktur
atom menyuguhkan penjelasan pertama yang jelas apa sebab atom punya ukuran
seperti adanya. Ditilik dari semua kejadian yang meyakinkan ini, teori Bohr
segera diterima, dan di tahun 1922 Bohr dapat,hadiah Nobel untuk bidang fisika.
Tahun 1920 lembaga Fisika Teoritis
didirikan di Kopenhagen dan Bohr jadi direkturnya. Di bawah pirnpinannya cepat
menarik minat ilmuwan-ilmuwan muda yang brilian dan segera menjadi pusat
penyelidikan ilmiah dunia.
Tetapi sementara itu teori struktur
atom Bohr menghadapi kesulitan-kesulitan. Masalah terpokok adalah bahwa teori
Bohr, meskipun dengan sempurna menjelaskan kesulitan masa depan atom (misalnya
hidrogen) yang punya satu elektron, tidak dengan persis memperkirakan spektra
dari atom-atom lain. Beberapa ilmuwan, terpukau oleh sukses luar biasa teori
Bohr dalam hal memaparkan atom hidrogen, berharap dengan jalan menyempurnakan
sedikit teori Bohr, mereka dapat juga menjelaskan spektra atom yang lebih
berat. Bohr sendiri merupakan salah seorang pertama yang menyadari
penyempurnaan kecil itu tak akan menolong, karena itu yang diperlukan adalah
perombakan radikal. Tetapi, bagaimanapun dia mengerahkan segenap akal
geniusnya, toh dia tidak mampu memecahkannya.
Pemecahan akhirnya ditemukan oleh
Werner Heisenberg dan lain-lainnya, mulai tahun 1925. Adalah menarik untuk
dicatat di sini, bahwa Heisenberg --dan umumnya ilmuwan yang mengembangkan
teori baru-- belajar di Kopenhagen, yang tak syak lagi telah mengambil manfaat
yang besar dari diskusi-diskusi dengan Bohr dan saling berhubungan satu sama
lain. Bohr sendiri bergegas menuju ide baru itu dan membantu mengembangkannya.
Dia membuat sumbangan penting terhadap teori baru, dan liwat disuksi-diskusi
dan tulisan-tulisan, dia menolong membikin lebih sistematis.
Tahun 1930-an lebih menunjukkan
perhatiannya terhadap permasalahan bagian pokok struktur atom. Dia
mengembangkan model penting "tetesan cairan" bagian pokok atom. Dia
juga mengajukan masalah teori tentang "kombinasi bagian pokok" dalam
reaksi atom untuk dipecahkan. Tambahan pula, Bohr merupakan orang yang dengan
cepat menyatakan bahwa isotop uranium yang terlibat dalam pembagian nuklir
adalah U235. Pernyataan ini punya makna penting dalam pengembangan berikutnya
dari bom atom.
Dalam tahun 1940 balatentara Jerman
menduduki Denmark. Ini menempatkan diri Bohr dalam bahaya, sebagian karena dia
punya sikap anti Nazi sudah tersebar luas, sebagian karena ibunya seorang
Yahudi. Tahun 1943 Bohr lari meninggalkan Denmark yang jadi daerah pendudukan,
menuju Swedia. Dia juga menolong sejumlah besar orang Yahudi Denmark melarikan
diri agar terhindar dari kematian dalam kamar-kamar gas Hitler. Dari Swedia
Bohr lari ke Inggris dan dari sana menyeberang ke Amerika Serikat. Di negeri ini,
selama perang berlangsung, Bohr membantu membikin bom atom,
Seusai perang, Bohr kembali kampung ke
Denmark dan mengepalai lembaga hingga rohnya melayang tahun 1`562. Dalam
tahun-tahun sesudah perang Bohr berusaha keras --walau tak berhasil-- mendorong
dunia internasional agar mengawasi penggunaan energi atom.
Bohr kawin tahun 1912, di sekitar
saat-saat dia melakukan kerja besar di bidang ilmu pengetahuan. Dia punya lima
anak, salah seorang bernama Aage Bohr, memenangkan hadiah Nobel untuk bidang
fisika di tahun 1975. Bohr merupakan orang yang paling disenangi di dunia
ilmuwan, bukan semata-mata karena menghormat ilmunya yang genius, tetapi juga
pribadinya dan karakter serta rasa kemanusiaannya yang mendalam.
Kendati teori orisinal Bohr tentang
struktur atom sudah berlalu lima puluh tahun yang lampau, dia tetap merupakan
salah satu dari tokoh besar di abad ke-20. Ada beberapa alasan mengapa begitu.
Pertama, sebagian dari hal-hal penting teorinya masih tetap dianggap benar.
Misalnya, gagasannya bahwa atom dapat ada hanya pada tingkat energi yang cermat
adalah merupakan bagian tak terpisahkan dari semua teori-teori struktur atom
berikutnya. Hal lainnya lagi, gambaran Bohr tentang atom punya arti besar buat
menemukan sesuatu untuk diri sendiri, meskipun ilmuwan modern tak menganggap
hal itu secara harfiah benar. Yang paling penting dari semuanya itu, mungkin,
adalah gagasan Bohr yang merupakan tenaga pendorong bagi perkembangan
"teori kuantum." Meskipun beberapa gagasannya telah kedaluwarsa,
namun jelas secara historis teori-teorinya sudah membuktikan merupakan titik
tolak teori modern tentang atom dan perkembangan berikutnya bidang mekanika
kuantum.
Dalton dilahirkan tahun 1766 di desa
Eaglesfield di Inggris Utara. Sekolah formalnya berakhir tatkala umurnya cuma
baru tujuh tahun, dan dia hampir sepenuhnya belajar sendiri dalam ilmu
pengetahuan. Dia seorang anak muda yang senantiasa memahami sesuatu lebih dulu
dari rata-rata orang normal, dan ketika umurnya mencapai dua belas tahun dia
sudah jadi guru. Dan dia menjadi guru atau pengajar pribadi hampir sepanjang
hidupnya. Ketika umurnya meningkat lima belas tahun dia pindah ke kota Kendal,
umur dua puluh enam ke Manchester dan menetap di situ hingga napas penghabisan
keluar dari tenggorokannya tahun 1844. Mungkin perlu diketahui, dia tak pernah
kawin.
Dalton menjadi tertarik dengan
meteorologi di tahun 1787 tatkala umurnya dua puluh satu tahun. Enam tahun
kemudian dia terbitkan buku tentang masalah itu. Penyelidikannya tentang udara
dan atmosfir membangkitkan minatnya terhadap kualitas gas secara umum. Dengan
melakukan serentetan percobaan, dia temukan dua hukum yang mengendalikan
perilaku gas. Pertama, yang disuguhkan Dalton tahun 1801, menegaskan bahwa
volume yang diisi gas adalah proporsiona1 dengan suhunya. (Ini umumnya dikenal
dengan "hukum Charles" sesudah ilmuwan Perancis yang menemukannya
beberapa tahun sebelum Dalton, tetapi gagal menerbitkan hasil penyelidikannya).
Kedua, juga disuguhkan tahun 1801, dikenal dengan julukan "hukum Dalton"
tentang tekanan bagian per bagian.
Menjelang tahun 1804, Dalton sudah
merumuskan dia punya teori atom dan menyiapkan daftar berat atom. Tetapi, buku
utamanya A New System of Chemical Philosophy baru terbit tahun 1808. Buku ini
membuatnya termasyhur, dan dalam tahun-tahun berikutnya, bunga penghargaan
ditabur orang di atas kepalanya.
Secara kebetulan, Dalton menderita
sejenis penyakit buta warna. Keadaan ini malah membangkitkan keinginan tahunya.
Dia pelajari masalah itu, dan menerbitkan kertas kerja ilmiah tentang buta
warna, suatu topik yang pertama kalinya ditulis orang!
John Dalton-lah ilmuwan Inggris yang di
awal abad ke-19 mengedepankan hipotesa atom ke dalam kancah ilmu pengetahuan.
Dengan perbuatan ini, dia menyuguhkan ide kunci yang memungkinkan kemajuan
besar di bidang kimia sejak saat itu.
Supaya jelas, dia bukanlah orang
pertama yang beranggapan bahwa semua obyek material terdiri dari sejumlah besar
partikel yang teramat kecil dan tak terusakkan yang disebut atom. Pendapat ini
sudah pernah diajukan oleh filosof Yunani kuno, Democritus (360-370 SM?),
bahkan mungkin lebih dini lagi. Hipotesa itu diterima oleh Epicurus (filosof
Yunani lainnya), dan dikedepankan secara brilian oleh penulis Romawi, Lucretius
(meninggal tahun 55 SM), dalam dia punya syair yang masyhur "De rerum
natura" (Tentang hakikat benda).
Teori Democritus (yang tidak diterima
oleh Aristoteles) tidak diacuhkan orang selama Abad Pertengahan, dan punya
sedikit pengaruh terhadap ilmu pengetahuan. Meski begitu, beberapa ilmuwan terkemuka
dari abad ke-17 (termasuk Isaac Newton) mendukung pendapat serupa. Tetapi, tak
ada teori atom dikemukakan ataupun digunakan dalam penyelidikan ilmiah. Dan
lebih penting lagi, tak ada seorang pun yang melihat adanya hubungan antara
spekulasi filosofis tentang atom dengan hal-hal nyata di bidang kimia.
Itulah keadaannya tatkala Dalton
muncul. Dia menyuguhkan "teori kuantitatif" yang jelas dan jemih yang
dapat digunakan dalam penafsiran percobaan kimia, dan dapat dicoba secara tepat
di laboratorium.
Meskipun terminologinya agak sedikit
berbeda dengan yang kita gunakan sekarang, Dalton dengan jelas mengemukakan
konsep tentang atom, molekul, elemen dan campuran kimia. Dia perjelas itu bahwa
meski jumlah total atom di dunia sangat banyak, tetapi jumlah dari pelbagai
jenis yang berbeda agak kecil. (Buku aslinya mencatat 20 elemen atau kelompok
atom; kini sedikit di atas 100 elemen sudah diketahui).
Meskipun perbedaan tipe atom berlainan
beratnya, Dalton tetap berpendapat bahwa tiap dua atom dari kelompok serupa
adalah sama dalam semua kualitasnya, termasuk "mass" (kuantitas
material dalam suatu benda diukur dari daya tahan terhadap perubahan gerak).
Dalton memasukkan di dalam bukunya satu daftar yang mencatat berat relatif dari
pelbagai jenis atom yang berbeda-beda, daftar pertama yang pernah disiapkan
orang dan merupakan kunci tiap teori kuantitatif atom.
Dalton juga menjelaskan dengan gamblang
bahwa tiap dua molekul dari gabungan kimiawi yang sama terdiri dari kombinasi
atom serupa. (Misalnya, tiap molekul "nitrous oxide" (N2O) terdiri
dari dua atom nitrogen dan satu atom oxygen). Dari sini membentuk sesuatu
gabungan kimiawi tertentu --tak peduli bagaimana bisa disiapkan atau di mana
diperoleh-- senantiasa terdiri dari elemen yang sama dalam proporsi berat yang
sepenuhnya sama. Ini adalah "hukum proporsi pasti," yang telah
diketemukan secara eksperimentil oleh Joseph Louis Proust beberapa tahun lebih
dulu.
Begitu meyakinkan cara Dalton
menyuguhkan teori ini, sehingga dalam tempo dua puluh tahun dia sudah diterima
oleh mayoritas ilmuwan. Lebih jauh dari itu, ahli-ahli kimia mengikuti program
yang diusulkan oleh bukunya: tentukan secara persis berat relatif atom; analisa
gabungan kimiawi dari beratnya; tentukan kombinasi yang tepat dari atom yang
membentuk tiap kelompok molekul yang punya kesamaan ciri. Keberhasilan dari
program ini sudah barang tentu luar biasa.
3. Joseph John Thomson
Joseph John Thomson (1856-1940) ialah seorang ilmuwan
yang lahir di Cheetham Hill, di mana ia diangkat
sebagai profesor fisika eksperimental sejak 1884. Penelitiannya
membuahkan penemuan elektron. Thomson mengetahui bahwa gas mampu menghantar
listrik. Ia menjadi perintis ilmu fisika nuklir. Thomson memenangkan Hadiah Nobel
Fisika pada tahun 1906.
Joseph John Thomson lahir di Creetham Hill, pinggiran kota Manchester pada tanggal 18
Desember 1856. Dia mendaftar di Owens College, Manchester tahun 1870, dan tahun 1876 mendaftar di Trinity College, Cambridge sebagai
pelajar biasa. Dia menjadi anggota Trinity College tahun 1880, ketika dia menjadi
penerima Penghargaan Wrangler dan Smith (ke-2). Dia tetap menjadi anggota
Trinity College seumur hidupnya. Dia menjadi penceramah tahun 1883, dan menjadi profesor
tahun 1918. Dia adalah professor fisika eksperimental di laboratorium Cavendish, Cambridge, dimana dia
menggantikan John Strutt, 3rd
Baron Rayleigh, dari tahun 1884 sampai tahun 1918 dan menjadi profesor
fisika terhormat di Cambridge dan Royal Institution, London.
Thomson baru-baru itu tertarik pada struktur atom yang direfleksikan
dalam bukunya, yang berjudul Treatise on the Motion of Vortex Rings yang
membuatnya memenangkan Adams Prize tahun 1884. Bukunya yang berjudul Application
of Dynamics to Physics and Chemistry terbit tahun 1886, dan pada tahun 1892 dia menerbitkan buku
berjudul Notes on Recent Researches in Electricity and Magnetism.
Pekerjaan belakangan ini membungkus hasil-hasil yang didapat berikutnya sampai
pada kemunculan risalat James Clerk
Maxwell yang terkenal dan sering disebut sebagai jilid ketiga
Maxwell. Thomson bekerja sama dengan Professor J.H. Poynting untuk menulis buku
fisika dalam empat jilid, berjudul Properties of Matter dan tahun 1895, dia menghasilkan buku Elements
of the Mathematical Theory of Electricity and Magnetism, edisi kelima yang
terbit pada tahun 1921.
Tahun 1896, Thomson mengunjungi Amerika Serikat untuk memberikan kursus
dari empat ceramah, yang meringkaskan penelitian-penelitian barunya di Universitas
Princeton. Ceramahnya ini berikutnya diterbitkan dengan judul Discharge
of Electricity through Gases (1897). Sekembalinya dari Amerika Serikat, dia memperoleh
pekerjaan paling brilian dalam hidupnya, yaitu mempelajari memuncaknya sinar katode pada penemuan elektron, yang dibicarakan
selama kursus pada ceramah malamnya sampai Royal Instution pada hari Jumat, 30 April 1897. Bukunya Conduction
of Electricity through Gases terbit tahun 1903, diceritakan oleh Lord Rayleigh sebagai sebuah tinjauan
atas "hari-hari hebatnya di Laboratorium Cavendish". Edisi
berikutnya, ditulis dengan kolaborasi dengan anaknya, George, dalam dua jilid (1928 dan 1933).
Thomson kembali ke Amerika tahun 1904, untuk menyampaikan
enam ceramahnya tentang kelistrikan dan zat di Universitas Yale. Ceramah itu memuat
beberapa pernyataan penting tentang struktur atom. Dia menemukan sebuah metode
untuk memisahkan jenis atom-atom dan molekul-molekul yang berbeda, dengan
menggunakan sinar positif, sebuah ide yang dikembangkan oleh Francis Aston, Dempster dan lainnya,
yang menuju pada banyak penemuan isotop. Dan lagi, untuk itu
hanya disebutkan dan dia menulis buku-buku, seperti The Structure of Light
(1907), The Corpuscular Theory of Matter (1907), Rays of Positive
Electricity (1913), The Electron in
Chemistry (1923) dan otobiografinya, dan buku Recollections
and Reflections (1936), di antara banyak
terbitan lainnya. Thomson, seorang penerima perintah atas jasa, dilantik tahun 1908.
Dia dipilih menjadi anggota Royal Society tahun 1884 dan menjadi
presiden selama 1916-1920; dia memperoleh medali
Royal and Hughes pada tahun 1894 dan 1902, dan memperoleh Medali Copley tahun 1914. Dia dianugerahi Medali Hodgkins (Smithsonian Institute, Washington) tahun 1902; Medali Franklin dan Medali Scott (Philadelphia), 1923; Medali Mascart (Paris), 1927; Medali Dalton (Manchester), 1931; dan
Medali Faraday (Institute of Civil Engineers) pada tahun 1938. Dia adalah Presiden British Association tahun 1909 (dan dari bagian A
tahun 1896 dan 1931) dan dia memegang gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Oxford, Dublin, London, Victoria, Columbia, Cambridge, Durham, Birmingham, Göttingen, Leeds, Oslo, Sorbonne, Edinburgh, Reading, Princeton, Glasgow, Johns Hopkins, Aberdeen, Kraków, dan Philadelphia.
Pada tahun 1890,
dia menikahi Rose Elisabeth, putir Sir George E. Paget, K.C.B. Mereka
dianugerahi seorang putera, sekarang Sir George Paget
Thomson, profesor emeritus untuk fisika di Universitas London, yang juga dianugerahi Nobel Fisika tahun 1937, dan seorang puteri.J. J. Thomson meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1940.
4. Biografi Ernest Rutherford - Penemu Model Atom
Ernest Rutherford lahir pada tanggal 30 Agustus 1871, di Nelson, Selandia Baru, Ayahnya James Rutherford dari Skotlandia adalah seorang tukang roda, yang bermigrasi ke Selandia Baru dengan kakek dan seluruh keluarganya pada tahun 1842. Ibunya, née Martha Thompson, adalah seorang guru sekolah di Inggris. Ernest menerima pendidikan awal di sekolah pemerintah Nelson Collegiate School pada usia 16 tahun. Pada tahun 1889 ia mendapat beasiswa Universitas dan ia pindah ke Universitas di Selandia Baru, Wellington, di mana ia masuk Canterbury College *.Ia lulus MA pada tahun 1893 di Fakultas Matematika dan Ilmu Fisika dan kemudian dia melanjutkan dengan penelitian di Collegenya dengan waktu yang singkat, dan menerima gelar B.Sc. di tahun berikutnya. Pada tahun yang sama, 1894, ia mendapatkan beasiswa di bidang Sains pada tahun 1851 yang memungkinkan dia pergi ke Trinity College, Cambridge, sebagai mahasiswa riset di Cavendish Laboratory di bawah pimpinan JJ Thomson. Pada tahun 1897 ia dianugerahi titel B.A. dari Penelitian Gelar dan Kesiswaan Trotter Coutts-Trinity College. Kesempatan datang ketika jabatan Ketua bidang Fisika di McGill University, Montreal, menjadi kosong, dan pada 1898 ia berangkat ke Kanada untuk mengambil posisis tersebut.
Rutherford kembali ke Inggris pada tahun 1907 menjadi Profesor Fisika di Universitas Manchester, menggantikan Sir Arthur Schuster, dan pada 1919 ia menerima undangan untuk dari Sir Joseph Thomson sebagai Profesor Fisika Cavendish di Cambridge. Dia juga menjadi Ketua Dewan Penasehat, HM Pemerintah, Departemen Penelitian Ilmiah dan Industri; Profesor Filsafat Alam, Royal Institution, London; dan Direktur Laboratorium Mond Royal Society,Cambridge.
Pada kedatangannya di Cambridge bakatnya dengan cepat diakui oleh Profesor Thomson. Selama penelitian pertamanya di Laboratorium Cavendish, ia menemukan sebuah detektor untuk gelombang elektromagnetik, suatu fitur penting yang magnetizing kumparan yang cerdik kecil berisi kumpulan kawat besi magnet. Dia bekerja bersama-sama dengan Thomson mengamati perilaku ion-ion yangdalam gas yang telah di berikan sinar-X, dan juga, pada tahun 1897, pada mobilitas ion dalam hubungannya dengan kekuatan medan listrik, dan pada topik terkait seperti efek fotolistrik. Pada tahun 1898 ia melaporkan adanya sinar alfa dan beta pada radiasi uranium dan mengindikasikan beberapa penelitian mereka.
Di Montreal, ada banyak kesempatan untuk riset di McGill, dan karyanya pada bidang radioaktif, terutama pada emisi sinar alfa, dilanjutkan di Laboratorium Macdonald. Dengan RB Owens ia mempelajari "emanasi" dari thorium dan menemukan gas mulia baru, sebuah isotop radioaktif, yang kemudian dikenal sebagai thoron. Frederick Soddy tiba di McGill pada 1900 dari Oxford, dan ia bekerja sama dengan Rutherford dalam menciptakan "teori disintegrasi" radioaktivitas yang menganggap fenomena radioaktif seperti atom - tidak molekuler - proses. Teori ini didukung oleh sejumlah besar bukti eksperimental, sejumlah zat radioaktif baru ditemukan dan posisi mereka dalam serangkaian transformasi telah ditetapkan. Otto Hahn, yang kemudian menemukan atom fisi, bekerja di bawah Rutherford di Montreal Laboratory di 1905-06.
Di Manchester, Rutherford melanjutkan penelitian tentang sifat-sifat pancaran radium dan sinar alpha dan, bersama dengan H. Geiger, sebuah metode untuk mendeteksi satu partikel alpha dan menghitung jumlah radium yang di susun dan dipancarkan. Pada tahun 1910, penyelidikannya ke dalam hamburan sinar alfa dan sifat struktur dalam atom yang menyebabkan penyebaran tersebut menyebabkan postulation dari konsep "inti (atom)", yang berkontribusi besar dalam fisika. Niels Bohr pada tahun 1912 bergabung dengannya di Manchester dan ia mengadaptasi struktur nuklir Rutherford untuk Max Planck's quantum theory dan yang diperoleh teori struktur atom yang, dengan kemudian perbaikan, terutama sebagai akibat dari konsep Heisenberg, tetap berlaku sampai hari ini. Pada tahun 1913, bersama-sama dengan HG Moseley, ia menggunakan sinar katoda untuk membombardir atom dari berbagai unsur dan menunjukkan bahwa struktur dalam berhubungan dengan kelompok garis-garis yang mencirikan unsur-unsur. Setiap elemen kemudian dapat ditetapkan nomor atom, dan yang lebih penting, sifat setiap elemen dapat didefinisikan oleh nomor ini. Pada tahun 1919, selama tahun lalu di Manchester, ia menemukan bahwa inti elemen ringan tertentu, seperti nitrogen, dapat "hancur" oleh dampak energik partikel alpha radioaktif yang berasal dari beberapa sumber, dan bahwa selama proses ini cepat proton yang dipancarkan. Blackett kemudian terbukti, dengan kamar awan, bahwa nitrogen dalam proses ini adalah benar-benar berubah menjadi isotop oksigen, sehingga Rutherford adalah orang pertama yang sengaja merubah satu unsur ke lain. G. de Hevesy juga salah satu kolaborator Rutherford di Manchester.
Rutherford menerbitkan beberapa buku: Radioaktivitas (1904); radioaktif Transformations (1906); Radiasi dari zat radioaktif, dengan James Chadwick dan CD Ellis (1919, 1930) - sebuah buku yang didokumentasikan sepenuhnya berfungsi sebagai daftar kronologis dari sekian banyak dokumen-dokumen untuk belajar masyarakat, dan sebagainya; Struktur Elektro Matter (1926); The Artificial Transmutasi Unsur (1933); The Newer Alkimia (1937).
Rutherford diberi gelar kebangsawanan pada tahun 1914, ia diangkat menjadi Order of Merit pada tahun 1925, dan pada tahun 1931 ia diciptakan Pertama Baron Rutherford of Nelson, Selandia Baru, dan Cambridge. Ia terpilih Fellow dari Royal Society pada tahun 1903 dan para Presiden 1925-1930. Di antara sekian banyak penghargaan, ia dianugerahi Medali Rumford (1905) dan medali Copley (1922) dari Royal Society, Bressa Prize (1910) dari Turin Academy of Science, Albert Medal (1928) dari Royal Society of seni, Medali Faraday (1930) dari Institution of Electrical Engineers, yang D. Sc tingkat Universitas New Zealand, dan gelar doktor kehormatan dari Universitas Pennsylvania, Wisconsin, McGill, Birmingham, Edinburgh, Melbourne, Yale, Glasgow, Giessen, Copenhagen, Cambridge, Dublin, Durham, Oxford, Liverpool, Toronto, Bristol, Cape kota, London dan Leeds.
Rutherford menikah dengan Mary Newton, putri dari Arthur dan Maria de Renzy Newton, pada tahun 1900. Anak tunggal mereka, Eileen, menikah dengan fisikawan RH Fowler.
Ia meninggal di Cambridge pada 19 Oktober 1937. Abunya dimakamkan di tengah gereja Westminster Abbey, di barat Sir Isaac Newton's makam dan oleh Lord Kelvin.
5. Erwin Schrödinger.
Erwin Rudolf Josef Alexander Schrödinger (lahir di Wina, Austria-Hongaria, 12 Agustus 1887 – meninggal di Wina, Austria, 4 Januari 1961 pada umur 73 tahun) ialah fisikawan Austria.
Ibunya berasal dari Inggris dan ayahnya berasal dari Austria.
Ia memperoleh gelar doktor di kota itu di bawah bimbingan mantan murid Ludwig Boltzmann.
Selama Perang Dunia I, ia menjadi perwira artileri. Setelah perang ia
mengajar di Zürich, Swiss. Di sana, ia menangkap
pengertian Louis-Victor Pierre Raymond de Broglie yang menyatakan bahwa
partikel yang bergerak memiliki sifat gelombang dan mengembangkan pengertian
itu menjadi suatu teori yang terperinci dengan baik. Setelah ia menemukan
persamaannya yang terkenal, ia dan ilmuwan lainnya memecahkan
persamaan itu untuk berbagai masalah; di sini kuantisasi muncul secara alamiah,
misalnya dalam masalah tali yang bergetar. Setahun sebelumnya Werner Karl
Heisenberg telah mengemukakan formulasi mekanika kuantum, namun perumusannya
agak sulit dipahami ilmuwan masa itu. Schrödinger memperlihatkan bahwa kedua
formulasi itu setara secara matematis.Schrödinger menggantikan Max Planck di Berlin pada 1927, namun pada 1933, ketika Nazi berkuasa, ia meninggalkan Jerman. Dalam tahun itu ia menerima Hadiah Nobel Fisika bersama dengan Dirac. Pada 1939 sampai 1956 ia bekerja di Institute for Advanced Study di Dublin, lalu kembali ke Austria.
6. Biografi Louis Victor duc de Broglie
Biografi Louis Victor duc de Broglie (1892) - Louis de Broglie adalah ahli fisika murni Prasncis, penemu sifat gelombang elektron, pengarang, guru besar, doktor, pemenang Hadiah Nobel, anggota Lembaga Ilmu Pengetahuan Prancis dan Inggris bangsawan. Ia lahir di Dieppe, Prancis, pada tanggal 15 Agustus 1892. Ia keturunan orang bangsawan yang berkedudukan tinggi di Prancis. Broglie sebenarnya nama kota kecil di Normandia. Kemudian nama ini berubah jadi nama keluarga. Sejak abat ke-17 dari keluarga ini muncul tokoh-tokoh militer, politik dan diplomat terkenal.
Biografi Lengkap Penemu Sifat Gelombang Elektron, Louis Victor duc de Broglie Dalam buku pelajaran fisika De Broglie dipakai sebagai nama ahli fisika yang mengajukan hipotesis bahwa elektron bersifat gelombang. De Broglie hanya membuat hipotesis atau teori. Ia tidak pernah dan tidak suka mengadakan eksperimen. Ia tidak pernah mrmbuktikan bahwa elektron bersifat sebagai gelombang. Tapi karena kemudian pada tahun 1929 ia mendapat Hadiah Nobel untuk fisika. Perstiwa itu membuktikan bahwa intuisi kadang-kadang berada di atas akal sehat dan eksperimen. Bagaimana asal mulanya De Broglie menemukan hipotesis itu.
Mula-mula De Broglie ingin jadi diplomat. Maka ia bersekolah dan kuliah di jurusan sejarah. Pada umur 17 tahun ia berhasil mendapatkan gelar di bidang sejarah. Tapi tiba-tiba ia mendengar tentang penemuan Max Planck dan Albert Einstein. Max Planck menemukan foton. Einstein menemukan bahwa massa sama dengan energi. Sejak itu De Broglie sangat tertarik pada fisika. Maka pada umur 18 tahun ia masuk Universitas Sorbonne jurusan fisika teori. Empat tahun kemudia pecah Perang Dunia I (1914-1918). De Broglie diangkat jadi petugas radio di menara Eiffel. Disini ia berhadapan langsung dengan gelombang radio.
Pikirannya penuh dengan pertanyaan tentang gelombang. Sesudah perang selesai, ia melanjutkan kuliahnya.Pada tahun 1923 A.H. Compton menemukan bahwa cahaya memiliki sifat kerbar sebagai gelombang dan sebagai partikel. Penemuan ini menyebabkan De Broglie berpikir sebagai berikut, ‘’Kalau cahaya bersifat gelombang dan partikel, maka partikel pun dapat bersifat gelombang! “Hipotesis ini dibuktikan kebenarannya oleh Clinton Davisson dan Lester Germer pada tahun 1927. Keduanya ahli fisika Amerika Serikat.
Di tahun 1925 Werner Heisenberg mengajukan rumus baru di bidang fisika, suatu rumus yang teramat sangat radikal, jauh berbeda dalam pokok konsep dengan rumus klasik Newton. Teori rumus baru ini --sesudah mengalami beberapa perbaikan oleh orang-orang sesudah Heisenberg--sungguh-sungguh berhasil dan cemerlang. Rumus itu hingga kini bukan cuma diterima melainkan digunakan terhadap semua sistem fisika, tak peduli yang macam apa dan dari yang ukuran bagaimanapun.
Dapat dibuktikan secara matematik, sepanjang pengamatan hanya dengan
menggunakan sistem makroskopik melulu, perkiraan kuantum mekanika berbeda
dengan mekanika klasik dalam jumlah yang terlampau kecil untuk diukur. (Atas
dasar alasan ini, mekanika klasik --yang secara matematik lebih sederhana
daripada kuanturn mekanika-- masih dapat dipakai untuk kebanyakan perhitungan
ilmiah). Tetapi, bilamana berurusan dengan sistem dimensi atom, perkiraan
tentang kuantum mekanika berbeda besar dengan mekanika klasik.
Percobaan-percobaan membuktikan bahwa perkiraan mengenai kuantum mekanika
adalah benar.
Salah satu
konsekuensi dari teori Heisenberg adalah apa yang terkenal --dengan rumus
"prinsip ketidakpastian" yang dirumuskannya sendiri di tahun 1927.
Prinsip itu umumnya dianggap salah satu prinsip yang paling mendalam di bidang
ilmiah dan paling punya daya jangkau jauh. Dalam praktek, apa yang diterapkan
lewat penggunaan "prinsip ketidakpastian" ini adalah mengkhususkan
batas-batas teoritis tertentu terhadap kesanggupan kita membuat ukuran-ukuran
ilmiah. Akibat serta pengaruh dari sistem ini sangat dahsyat. Apabila hukum
dasar fisika menghambat seorang ilmuwan --bahkan dalam keadaan yang ideal
sekalipun-- mendapatkan pengetahuan yang cermat dari suatu penyelidikan, ini
disebabkan karena sifat-sifat masa depan dari sistem itu tidak sepenuhnya bisa
diramalkan. Menurut "prinsip ketidakpastian," tak akan ada perbaikan
pada peralatan ukur kita yang akan mengijinkan kita mengungguli kesulitan, ini.
"Prinsip ketidakpastian" ini menjamin bahwa fisika, dalam
keadaannya yang lumrah, tak sanggup membikin lebih dari sekedar dugaan-dugaan
statistik. Seorang ilmuwan yang menyelidiki radioaktivitas, misalnya, mungkin
mampu menduga bahwa satu dari setriliun atom radium, dua juta akan mengeluarkan
sinar gamma dalam waktu sehari sesudahnya.
Tetapi, Heisenberg sendiri tidak bisa menaksir apakah ada atom radium
yang khusus yang akan berbuat begitu. Dalam banyak hal yang praktis, ini
bukannya satu pembatasan yang ketat. Bilamana menyangkut jumlah besar, metoda
statistik sering mampu menyuguhkan basis pijakan yang dapat dipercaya untuk
sesuatu langkah.
Tetapi, jika menyangkut jumlah dari ukuran
kecil, soalnya jadi lain. Di sini "prinsip ketidakpastian" memaksa
kita menghindar dari gagasan sebab-akibat fisika yang ketat. Ini mengedepankan
suatu perubahan yang amat mendasar dalam pokok filosofi ilmiah. Begitu
mendasarnya sampai-sampai ilmuwan besar Einstein tak pernah mau terima prinsip
ini. "Saya tidak percaya," suatu waktu Einstein berkata, "bahwa
Tuhan main-main dengan kehancuran alam semesta."
Tetapi, ini pada hakekatnya sebuah pertanda
bahwa ahli-ahli fisika yang paling modern merasa perlu menerimanya.
Jelaslah sudah, dari sudut teori kuantum, dan
pada tingkat lebih lanjut bahkan lebih besar dari "teori
relativitas," telah merombak konsep dasar kita tentang dunia fisik.
Tetapi, konsekuensi teori ini tidaklah semata bersifat filosofis.
Diantara penggunaan praktisnya, dapat dilihat
pada peralatan modern seperti mikroskop elektron, laser dan transistor. Teori
kuantum juga secara luas digunakan dalam bidang fisika nuklir dan tenaga atom.
Ini membentuk dasar pengetahuan kita tentang bidang "spectroscopy"
(alat memprodusir dan meneliti spektra cahaya), dan ini digunakan secara luas
di sektor astronomi dan kimia. Dan juga dimanfaatkan dalam penyelidikan teoritis
dalam masalah yang topiknya beraneka ragam seperti kualitas khusus cairan
belium, dasar susunan intern binatang-binatang, daya penambahan kekuatan
magnit, dan radio aktivitas.
Werner Heisenberg lahir di Jerman tahun 1901.
Dia terima gelar doktor dalam bidang fisika teoritis dari universitas Munich
tahun 1923. Dari tahun 1924 sampai 1927 dia kerja di Kopenhagen bersama ahli
fisika besar Denmark, Niels Bohr. Kertas kerja penting pertamanya tentang ihwal
kuantum mekanika diterbitkan tahun 1925 dan rumusnya tentang "prinsip
ketidakpastian" keluar tahun 1927. Heisenberg meninggal tahun 1976 dalam
usia tujuh puluh empat tahun. Dia hidup bersama isteri dan tujuh anak.
Perlu diingat, Heisenberg bukanlah satu-satunya
ilmuwan penting yang berhubungan dengan pengembangan kuantum mekanika.
Sumbangan pikiran penting telah diberikan oleh beberapa pendahulu yang tenar
seperti Max Planck, Albert Einstein, Niels Bohr, dan ilmuwan Perancis Louis
Broglie. Sebaris tambahan masih bisa ditulis di sini seperti ilmuwan Austria Erwin
Schrodinger, ahli Inggris P.A.M. Dirac. Semua mereka ini turut memberi
sumbangan yang amat membantu bagi teori kuanturn pada tahun-tahun tak lama
sesudah Heisenberg menerbitkan kertas kerjanya yang bermakna besar laksana
sperma buat kesuburan ilmu pengetahuan. Namun begitu, saya pikir Heisenberg-lah
tokoh yang paling utama dalam pengembangan mekanika kuantum ini dan atas dasar
itulah dia layak diberi tempat urutan tinggi dalam buku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar