BAB 2
PENDUDUK , MASYARAKAT dan KEBUDAYAAN
1.
PERTUMBUHAN PENDUDUK dan MIGRASI
a.
Penduduk Dunia dan Masalahnya
Pada
awal zaman modern sampai kira-kira tahun 1650 penduduk dunia telah mencapai 500
juta jiwa. Sejak zaman inilah penduduk dunia terus meningkat dengan cepat. Hal
itu dimungkinkan oleh adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk
salah satunya diantaranya imu kedokteran juga berkembang
Berkat
kemajuan ilmu kedokteran, pemeliharaan kesehatan penduduk termasuk usaha-usaha
imunitas menjadi lebih terjamin. Oleh karena itu tingkat kematian bayi-bayi
yang lahir menjadi lebih rendah sampai ia tumbuh subur dan akhirnya
bersuami/beristeri dan mempunyai keturunan.
Akan
tetapi tidak semua negara mengalami pertumbuhan penduduk yang pesat. Negara-negara
eropa barat pada abad 20 cenderung mengalami kondisi stasioner , bahkan Jerman
Barat cenderung memiliki lebih sedikit jumlah penduduk berumur muda,
dibandingkan dengan jumlah penduduk dewasa. Kemungkinan menambah penduduk
berusia muda sebagai generasi penerus bagi negara-negara Eropa Barat khususnya,
secara legal dilakukan melalui adopsi anak.
Praktek
adopsi bayi-bayi di Asia tidak wajar. Peluang untuk mengadopsi anak-anak Asia
disalahgunakan oleh sindikat-sindikat gelap dan diperjualbelikan secara bebas.
b.
Pendidikan dan Kesehatan di
Negara-negara Berkembang
1)
Pendidikan
Penduduk
pedesaan , terutama anak-anak usia sekolah di negara berkembang di Afrika , Asia dan Amerika Latin sebagian
besar tidak memperoleh kesempatan menempuh jenjang pendidikan disekolah akibat
dari kondisi kemiskinan. Anak-anak usia sekolah di negara berkembang tidak
dapat bersekolah karena :
·
Orang
tua tidak mampu membayar biaya sekolah
·
Mereka
membantu merawat adik-adiknya yang masih kecil
·
Mereka
membantu pekerjaan dirumah
·
Mereka
membantu menyari uang pendapatan keluarga
2)
Kesehatan
Penduduk
usia muda di negara-negara berkembang , amat sering kedapatan menderita kurang
vitamin A , kasus-kasus penderita kekurangan vitamin A yang menonjol , misalnya
terjadi pada anak-anak di negara-negara Asia Selatan , Asia Tenggara , seperti
Birma , Srilangka , India bagian selatan , Indonesia dan Malaysia.
Penyakit yang dialami di
negara-negara berkembang :
·
Penderita
kebutaan dan anemia tingkat tertentu.
·
TBC
·
Parasite-parasit
khusus penyebab cacingan (Askaris)
·
Polioyelitis
bisa menyebabkan cacat karena injeksi
yang tidak memadai
·
Lepra
/ kusta ditandai dengan adanya bisul kecil atau koreng biasanya di kaki
·
Kekurangan
gizi :
Ø Kekurangan protein
Ø Kekurangan kalori
3)
Perhatian Para Negarawan dan Ilmuwan
Terhadap Masalah Penduduk Dunia
Para
negarawan dan ilmuwan sungguh-sungguh menyadari dan telah memperhitungkan betapa
besar bencana dunia yang ditimbulkan oleh ledakan penduduk dunia.
Metode sistem dinamik
adalah suatu model menurut Dynamica System yang merupakan metode baru untuk
memahami kelakuan dinamis dari sistem-sistem yang kompleks. Metodologi sistem
dinamik tersebut merupakan karya rintisan Prof Jay Forrester dari MIT
(Massachusetts Institute of Technology). Model dunia ini secara khusus dibuat
untuk mempelajari kelakuan lima unsur dominan yaitu :
I.
Penduduk
yang semakin bertambah
II. Semakin pesat industrialisasi
III. Produk pertanian
IV. Semakin habis sumber-sumber alam yang
tak tergantikan
V. Makin rusak alam lingkungan serta
mempelajari berbagai pengaruh timbal balik terhadap sistem dunia dalam jangka
panjang
Dari studi tersebut dapa
disimpulkan bahwa apabila kondisi-kondisi yang berlaku sekarang ini dibiarkan
kadaluwarsa , maka dalam waktu 100 tahun saja daya tahan dan keseimbangan bumi
kita akan mencapai batas kemampuan terakhirdan ini berarti akan melumpuhkan
sistem-sistem pendukung dan pembangkit tatanan kehidupan di muka bumi itu.
4)
Interaksi Eksponensial dari Lima
Variabel yang Dominan
Kelima
variabel yang dominan membuktikan saling mempengaruhi satu sama lain . penduduk
bertambah kebutuhan sadang pangan dan papan harus bertambah. Peningkatan
produksi pangan akan berkait dengan penyediaan lahan dan tata air/irigasi
teknis yang memadai , disamping modal yang cukup
Semakin bertambah manusia
semakin berkurang lahan pertanian dan pemukiman. Diperkirakan pada saat jumlah
penduduk dunia menjadi dua kali lipat. Krisis kekurangan tanah pertanian
tidaklah muncul secara tiba-tiba melainkan diawali dengan berbagai gejala
sebelum kebutuhan tanah pertanian melebihi dari cadangan tanah yang masih ada.
Krisis yang akan dihadapi
berikutnya adalah :
·
Produksi
pangan yang tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup manusia , sehingga harga
pangan menjadi sangat mahal dan terjadi bencana kelaparan
·
Pencemaran
terjadi dimana-mana , baik pencemaran udara , tanah ataupun air.
·
Semakin
banyak hasil alam yang dibutuhkan , jika
terus-menerus digunakan maka cepat atau lambat sumber daya alam akan habis dan
tidak bersisa
c.
Usaha Mengatasi Masalah Penduduk
Dunia
Diperlukan
langkah-langkah seperti berikut :
1) Penduduk distabilisasi atau
diseimbangkan
2) Konsumsi sumber alam dan pembangkitan
pulusi harus dikurangi
3) Penyelenggaraan pendidikan dan
pengadaan fasilitas kesehatan harus diutamakan. Ada 4 macam teknik pelayanan
kesehatan , yaitu :
I.
Mengikuti
pertumbuhan anak
II. Penggunaan air susu ibu
III. Imunisasi
IV. Pengobatan Oral Rehydration Therapy
(ORT)
4) Penekanan lebih besar diberikan
kepada produksi bahan pangan
5) Prioritas besar diberikan kepada
usaha-usaha penyuburan dan perlindungan tanah
untuk mencapai erosi
d.
Masalah Penduduk di Indonesia
Masalah penduduk timbul
sebagai akibat dari perubahan penduduk ,antara lain :
1) Pertumbuhan atau pengurangan
penduduk. Keduanya dapat mengakibatkan perubahan bahan dalam humas welfare dan
struktur penduduk
2) Kepadatan dan penyebaran penduduk
yang akan dapat mempengaruhi tata ekonomi , tata pergaulan , tata politik dan
budaya masyarakatnya
Beberapa masalah kependudukan yang disebabkan karena :
1)
Rapat penduduk (Population Destiny)
Artinya adalah
perbandingan antara jumlah orang dengan tanah yang didiami/diolah satuan luas .
Untuk daerah desa satuan luasnya yaitu satuan kilometer persegi atau hectare
sedangkan di kota adalah meter persegi.
Keguanaan mengetahui angka
kerapatan penduduk adalah sebagai berikut
a. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala overpopulation
b. Untuk mengetahui pusat-pusat
aglomerasi penduduk
c. Untuk mengetahui penyebaran dan
pusat-pusat kegiatan
2)
Penyebaran Penduduk (Pupolatioin
Distribution)
Di Indonesia
penyebaran penduduk tidak merata sehingga menimbulkan masalah kelebihan ,
kekurangan penduduk untuk beberapa daerah tertentu
Faktor-faktor persebaran
penduduk :
a. Lokasi
b. Iklim
c. Sumber Alam
d. Transportasi
e. Dan sebagainya
3)
Kelebihan Penduduk dan Kekurangan
Penduduk (Over Population and Under Population)
Akibat
langsung dengan adanya kelebihan penduduk ialah pengangguran , di pedesaan
gotong royongnya masih kuat sehingga pengangguran ini tidak nampak atau disebut
dengan pengangguran tidak kentara (Disyuised Unemployment)
Akibat tidak langsungnya
adalah timbulnya kriminalitas
Akibat dari Under Population adalah kurangnya tenaga kerja di sektor-sektor
yang sangat memerlukan tenaga manusia.
4)
Masalah Pendapatan atau Produksi Perkapita
dan Tinggi Pertumbuhan Penduduk
Dengan
adanya berbagai masalah yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk yang relative
cepat tersebut maka setiap pemerintah atau negara mengambil kebijaksanaan
kependudukan
5)
Kebijaksanaan Kependudukan
Maksudnya
adalah untuk dapat lebih tercapainya kesejahteraan penduduk/masyarakat dalam
arti luas , terutama terjadinya keseimbangan antara jumlah penduduk dengan
hasil pembangunan. Tetapi pada umumnya yang dimaksud hanyalah kebinaan yang
menyangkut perubahan kuantita dan kualita penduduk , pemencaran penduduk atau
jumlah jiwa dan pemukiman dalam hubungannya dengan sumber-sumber yang tersedia
setiap orang
Usaha
mengimbangi pertambahan penduduk dapat dilaksanakan dengan :
a. Preservasi = Agar kulitas dan
kuantitas hasil bbumi diperbaiki untuk masa-masa yang akan dating
b. Restorasi = Supaya berhasil , hasil
bumi dan ternak dapat tetap tinggi perlu dipelihara sumber-sumber biotik dengan
mencegah penyakit-penyakit tanaman dan hewan
c. Benefisiasi = Sumber-sumber alam di
pelihara kelangsungan fungsi dan perkembangannya , agar makin banyak tenaga
alam dapat dipergunakan dalam proses pembangunan
d. Reklamasi = Penambahan hasil
pertanian dapat dijalankan dengan mengubah tanah-tanah improduktif menjadi
produktif
6)
Usaha-usaha yang Dilaksanakan
Kebijaksanaan Kependudukan
a.
Usaha Eksterifikasi dan Intensifikasi
Pertanian
I.
Eksterifikasi
Eksterifikasi Pertanian
untuk menambah hasil bumi , area pertanian harus diperluas dengan jalan membuka
hutan atau mengeringkan rawa-rawa
II. Intensifikasi
Untuk perbaikan dalam
bidang bercocok tanam meliputi pemupukan , pengairan , pemilihan bibit unggul ,
pembuatan teras sawah , rotasi tanaman dan lain-lain. Dapat menambah kualitas
dan kuantitas produksi pertanian dan dilaksanakan di daerah yang tidak
memungkinkan melakukan perluasan lahan
b.
Transmigrasi
Pemindahan penduduk
daerah padat (kota) ke daerah yang kurang padat (pedesaan)
Macam-macam transmigrasi:
I.
Transmigrasi
umum
II. Transmigrasi spontan
III. Transmigrasi sektoral
IV. Transmigrasi ABRI
V. Transmigrasi Bedol Desa dan
sebagainya
c.
Industrialisasi
Agar kebutuhan penduduk
dapat dilayani secukupnya dengan cepat dan merata tetapi tidak mengurangi
kualitas produksi sehingga mengurangi penderitaan
d.
Keluarga Berencana
Usaha Program yang
dilakukan :
1. Menjarangkan Kelahiran (maksimal 3
dan lebih baik 2 anak)
2. Pengobatan Kemandulan
3. Nasihat Perkawinan
e.
Pendidikan Kependudukan
f.
Migrasi (Perpindahan Penduduk)
Migrasi adalah gejala
gerak horizontal untuk pindah tempat tinggal dan pindahnya tidak terlalu dekat
melainkan melintasi batas administrasi , pindah ke unit administrasi lain,
misalnya kelurahan , kabupaten , kota atau negara
-
Perpindahan
antar negara disebut imigrasi
-
Perpindahan
antar pulau dalam suatu negara disebut transmigrasi
2.
PEMBAGIAN KERJA DALAM MASYARAKAT
Pembagian kerja dalam masyarakat akan
terjadi masalah besar lagi , apabila perkembangan dalam bidan pertanian lebih
lambat disbanding dengan pertumbuhan penduduk. Sebab masyarakat Indonesia sebagian
besar dari tenaga kerjanya terlihat didalam bidang pertanian sedangkan dalam sector-sektor
lainnya hanya sebagian kecil saja.
Konsekuensi yang tidak dapat
dihindarkan akibat bertambahnya jumlah penduduk adalah lahirnya tenaga kerja. Besar
kecilnya angkatan kerja sangat tergantung dengan angka kelahiran (fertilitas)
dengan angka kematian (mortalitas). Semakin tinggi tingkat kelahiran dan
rendahnya tingkat kematian maka ketersediaan tenaga kerja cenderung meningkat
Permasalahan kependudukan di
Indonesia selalu dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi dan
penyebarannya tidak merata.
Sempitnya ruang gerak di daerah
pedesaan yang dapat menjamin kelangsungan hidup penghuinya. Tingkat pemilikan
tanah tiap keluarga di pedesaan sangat rendah bahkan di daerah tidak ada sama
sekali. Untuk mempertahankan hidup meraka hanya menjadi buruh tani yang
mengandalkan upah telah mengolah tanah milik orang lain dan pendapatan yang
didapat sangat rendah sehingga mereka tidak dapat berbuat banyak sebab tidak
ada alternative lain yang lebih menguntungkan untuk mereka.
Akibat dari kelebihan tenaga kerja di
daerah pedesaan dapat menimbulkan dua kemungkinan , yaitu :
a. Tetap tinggal di desa sehingga
menyebabkan “disguised unemployment” yakni jumlah tenaga kerja lebih banyak
dibandingkan dengan sumber daya alam dan factor produksi , sehingga kebanyakan
tenaga kerja pertanian menjadi setengah menganggur . Tenaga kerja itu telah
diboroskan atau digunakan dengan tidak rasional
b. Mereka akan masuk kedalam
bidang-bidang yang masih bisa mendukung pendapatan yakni hutan di kota
Kemungkinan kedua ini
pendukungnya terhitung besar juga dimana kelebihan tenaga kerja yang tidak
tertampung di sekitar pertanian mencari usaha lain di daerah perkotaan. Kelompok
inilah pelaku proses Urbanisasi , suati
arus lintas perpindahan peduduk dari desa ke kota
3.
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan = tsaqafah (bahasa Arab) ,
cultuur (bahasa Belanda) , culture
(bahasa Inggris); berasal dari perkataan Latin “Colore” yang artinya mengolah ,
mengerjakan , menyuburkan dan
mengembangkan terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah data mengubah alam”.
Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia
, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “Budhayah” yakni bentuk jamak dari
budhi yang berarti budi atau akal. Jadi kebudayaan adalah hasil budi atau akal
manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Dalam pandangan sosiologi , kebudayaan mempunyai arti yang lebih luas
daripada itu . kebudayaan meliputi semua hasil cipta , karsa , rasa dan karya
manusia baik yang material maupun nonmaterial (baik yang bersifat kebendaan
maupun yang bersifat kerohanian)
·
Kebudayaan
Material
Kebudayaan material
adalah hasil cipta , karsa yang berwujud benda
·
Kebudayaan
Non-Material
Kebudayaan non-material
adalah hasil cipta , karsa yang berwujud kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat
, kesusilaan , ilmu pengetahuan , keyakinan , keagamaan dan sebagainya
a.
Hubungan Manusia dan Kebudayaan
Manusia yang dapat
menghasilkan kebudayaan dan sebaliknya , tidak ada kebudayaan tanpa manusia
b.
Hubungan Masyarakat dengan Kebudayaan
Masyarakat
adalah kumpulan manusia yang hidup di dalam suatu daerah tertentu , yang telah
cukup lama dan mempunya aturan-aturan yang mengatur mereka untuk menuju kepada
tujuan yang sama. Kebudayaan bersifat komulatif atau bertimbun. Dapat diibaratkan
manusia adalah sumber kebudayaan dan masyarakat adalah satu dunia besar kemana
air dari sumber-sumber itu mengalir dan tertampung. Jadi sangat erat hubungan
antara masyarakat dengan kebudayaan
c.
Hubungan manusia , masyarakat dan
kebudayaan
Manusia
, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dalam artinya yang utuh. Karena kepada ketiga unsur inilah kehidupan makhluk
sosial berlangsung.
Setiap
kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah didalam bertindak dan berpikir ,
sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental dari sebab itulah
kebudayaan tak dapat dilepaskan individu dan masyarakat
Karena
pengertian kebudayaan itu amat luas maka Koentjaraningrat (1974) merumuskan
bahwa sedikitnya ada 3 wujud kebudayaan :
1) Wujud ide , gagasan , nilai-nilai ,
norma dan peraturan
2) Wujud kelakuan berpola dari manusia
dalam masyarakat
3) Wujud benda-benda hasil karya manusia
Wujud
pertama adalah wujud ide sifatnya abstrak tak dapat diraba , lokasinya ada di
dalam kepala kita masing-masing. Wujud ide ini baru Nampak bila dibuat dalam
karangan atau buku-buku hasil karya. Sekarang kebudayaan ide banyak tersimpan
dalam tape , arsip , koleksi micro film , kartu komputer dan lain-lain
Wujud kedua
adalah kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat , misalnya manusia
melakukan berinteraksi, berhubungan satu sama lain.
Wujud ketiga
adalah hasil karya manusia. Bersifat paling konkrit , nyata dan dapat diraba .
Ketiga
wujud kebudayaan diatas , apabila
dirinci secara khusus ke dalam unsur-unsurnya , maka kebudayaan itu sedikitnya
ada 7 unsur
1) Sistem religi dan upacara keagamaan
2) Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3) Sistem pengetahuan
4) Bahasa
5) Kesenian
6) Sistem mata pencarian hidup
7) Sistem teknologi dan peralatan (Koentjaraningrat
,1974)
Wujud
kebudayaan diatas mempunyai keguanaan yang sangat besar bagi manusia dan
masyarakat. Bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi adalah masyarakat dan
anggota-anggota masyarakat , misalnya kekuatan alam , kekuatan di dalam
masyarakat itu sendiri yang tidak selalu baik bagi masyarakat. Kebudayaan yang
merugikan hasil karya , rasa dan cipta masyarakat dapat digunakan untuk melindungi
manusia dari ancaman atau bencana alam. Disamping itu kebudayaan dapat
dipergunakan untuk mengatur hubungan dan sebagai wadah segenap manusia sebagai
anggota masyarakat. Kemudian , tanpa kebudayaan manusia tidak bisa membentuk
peradaban seperti apa yang kita punya sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar