DIGITAL
CINEMA 3D
Dalam
artikel ini saya akan membahas tentang salah satu teknologi digital cinema
yaitu 3D atau 3 Dimensi. Apa itu 3D ??? Tiga Dimensi atau yang biasa disebut
ruang dalam dunia seni rupa yaitu suatu benda yang memilki panjang lebar dan tinggi,
sedangkan 3D dalam teknologi yaitu suatu teknologi yang memungkinkan suatu
objek didalam video atau foto (*yang
bias menghasilkan objek 3D*) seolah-olah benda tersebut nyata dihadapan kita.
Untuk dapat melihatnya diperlukan kacamata khusus 3D yaitu kacamata polarized
3D seperti ini:
Teknologi
polarized 3D ditemukan oleh ilmuwan bernama Edwin Land pada tahun 1932. Filter
polaroid dapat bekerja dengan tumpukan lapisan-lapisan filter tipis transparan
yang menyaring gelombang cahaya tertentu tanpa memblokir warna apapun.
Pengambilan Gambar 3D
Kebanyakan
fitur digital saat ini sudah bisa merekam pada resolusi 1920x1080 menggunakan kamera
seperti Sony CineAlta, Panavision Genesis atau Thomson Viper. Kamera-kamera
baru seperti Arriflex D-20 dapat menangkap gambar dengan resolusi 2K, dan kamera
bernama Red One keluaran perusahaan Red Digital Cinema Camera
Company dapat merekam dengan resolusi 4K. Penggunaan proyeksi 2K pada
sinema digital telah mencapai lebih dari 98 persen. Baru-baru ini perusahaan Dalsa
Corporations Origin mengembangkan kamera
yang dapat merekam dengan resolusi 4K RAW. Selain itu, ada jenis kamera lain
yang dapat merekam dengan resolusi 5K RAW seperti RED EPIC. Ada juga kamera
yang dapat merekam dengan resolusi 3K RAW (untuk menyesuaikan dengan anggaran
pembuat film ) seperti RED SCARLET
Selain
memilih kamera yang cocok, ada dua metode yang harus diperhatikan dalam
pengambilan gambar 3D yaitu parallel dan convergence. Parallel adalah cara mengambil dua gambar dari kamera
yang perspektifnya paralel lurus ke depan. Cara ini adalah cara yang sangat
aman namun memerlukan usaha dan waktu banyak dalam penanganan paska
produksi. Convergence,
adalah cara menyilangkan perspektif kedua kamera sehingga kamera kanan
mengambil gambar ke kiri sedang kamera kiri mengambil gambar ke kanan. Hasil
dari pengambilan gambar ini lebih gampang diolah di tahap pasca produksi namun
apabila terjadi over-convergence
(penyilangan berlebihan), hasil syuting sulit untuk diproses menjadi gambar 3D
yang baik.
Pasca Produksi
Pengerjaan
pasca produksi untuk film 3D membutuhkan perangkat yang mendukung materi 3D.
Alat-alat yang dimaksud adalah display monitor atau proyektor, sistem color grading,
dan online
editing/special effect.
Monitor
atau proyektor yang digunakan harus memiliki kemampuan untuk melihat gambar
film 3D. Ada dua jenis sistem yang bisa digunakan, aktif dan pasif. Sistem
aktif adalah dengan menggunakan kacamata 3D dari LCD (Liquid Crystal Display)
yang secara berganti-gantian berkedip-kedip antara mata kanan dan kiri. Kaca
mata ini merupakan perangkat elektronik yang terkoneksi dengan infra merah ke display
monitor. Selain mahal, kaca mata ini membutuhkan tenaga baterai dan
biasanya hanya dijual sebagai satu set dengan alat display merek yang
sama dan umumnya tidak kompatibel dengan monitor atau proyektor 3D merek
lain. Sementara sistem pasif menggunakan kaca mata polarized 3D biasa yang
tidak mahal haganya dan bisa dipakai dengan display monitor atau sistem proyektor 3D profesional
merek apa saja.
Berbagai
merek alat color-grading
maupun online
editing di masa sekarang memiliki fitur untuk pengerjaan film 3D
yaitu kemampuan untuk mengerjakan dua track gambar untuk mata kanan dan mata kiri dengan
mengatur axis x, y, dan z (sistem koordinat Cartesian). Pada pengerjaan film
2D, pengaturan dimensi gambar direpresentasikan dengan menggunakan fitur axis x
dan y yang merepresentasikan panjang dan tinggi gambar film. Sedang untuk
pengerjaan film 3D ditambahkan axis y yang mengatur depth (kedalaman
persepektif) untuk mendapatkan efek tiga dimensi. Quantel Pablo merupakan salah
satu contoh merek gabungan sistem color-grading dan online editing yang pertama keluar.
Penayangan Film 3D
Penayangan film 3D di bioskop digital memerlukan dua proyektor interlocking
atau satu proyektor dengan dua lensa. Merek-merek proyektor terkenal yang biasa
digunakan untuk sinema digital adalah Christie, Barco, Sony, dan Kinoton.
Selain itu diperlukan alat untuk mengatur agar proyektor optik
bisa memutar film 3D. Ada beberapa merek terkenal yang membuat peralatan ini
seperti RealD, Dolby 3D, dan IMAX 3D.
1. Real D
RealD 3D merupakan
sistem 3D bioskop yang paling banyak digunakan pada saat ini karena efek tiga
dimensi yang dihasilkan tetap stabil walaupun penonton melihat dalam posisi
kepala mendongak atau menunduk. Ini disebabkan karena teknologi circular
polarization yang ada di lensa kaca mata dan sebuah perangkat untuk
mengatur pencahayaan yang dipasang di proyektor optik. Selain itu dari faktor
ekonomis, harga kaca mata circular polarization lebih murah daripada kaca mata
berteknologi lain seperti LCD.
2. Dolby 3D
Dolby 3D memakai
teknologi colorwheel
yang memiliki sejumlah filter berwarna yang berfungsi mentransmisikan gambar
dengan berbagai level gelombang cahaya untuk menampilkan efek gambar 3D. Metode
ini disebut wavelength
multiplex visualization. Kaca mata untuk sistem Dolby 3D lebih
mahal dari buatan RealD dan rapuh. Namun kelebihan Dolby 3D dibanding
kompetitor seperti RealD adalah bisa berfungsi di proyektor konvensional.
3. IMAX 3D (Image Maximum)
IMAX 3D adalah
perusahaan di bidang teknologi bioskop yang awalnya berkecimpung dalam
pengambilan gambar dan penayangan film dengan format film resolusi lebih tinggi
dari 35mm, yaitu 65mm film negatif dengan kamera IMAX dan 70mm proyektor IMAX
untuk penayangan. Karena resolusi yang dihasilkan sistem ini besar maka ukuran
layar bioskop IMAX berukuran sangat besar dibandingkan di bioskop konvensional.
IMAX sudah terlibat dalam penanganan 3D sejak zaman analog dengan membuat
proyektor untuk copy film 70mm dengan dua lensa yang berjarak 64mm (jarak rata-rata
antara kedua mata manusia). Ketika IMAX mulai menggunakan teknologi digital di
tahun 2008, mereka mendapatkan bahwa resolusi yang dihasilkan oleh dua
proyektor 2K tidak bisa menyamai kualitas print 70mm analog. Mereka menemukan
bahwa kualitas gambar dari dua proyektor 2K tetap lebih rendah dari satu
proyektor 4K. Semenjak 2012, IMAX bekerja sama dengan Barco menghasilkan dua
buah proyektor 4K dan menurut laporan hasilnya cukup bagus.
Video berikut ini merupakan salah satu short film yang menggunakan
teknologi 3D
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar